Minggu, 09 November 2014

curug panganten sukapura


hhhmmm satu lagi nih boss tempat menarik eksotis, namun jarang orang tau bahkan baru denger namanya. memang boro-boro orang jauh, orang daerah sekitar sukapura banyak yang baru tahu ada air terjun atau curug di daerah nya... 

Nah ini dia kami kenalkan curug panganten , lokasinya berada di perbatasan desa Sukapura dengan desa Ciahwuk Kecamatan Kertasari kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat Negara Indonesia benua Asia Planet Bumi, Galaksi Bima Sakti. Alam Semesta Alloh swt. lengkep banget gw...hiii..


untuk mencapai kesini, ada perlu melakukan sebuah perjalanan bagusnya sih pake mobil, atau motor. rutennya kalau pake jalur umum paling penting anda harus sampai di terminal Ciparay dari sana anda tinggal naik angkot jurusan Ciparay Pacet Santosa, udah sampai di desa Sukapura anda berhenti di jalan Dangdang arah menuju desa Cihawuk dan menuju ke jembatan Cihawuk. anda bisa naik ojeg atau berjalan aja karena lokasinya tidak terlalu jauh bro.. 
sesudah sampai di jembatan anda akan menemukan tugu tunggul pohon anda tinggal memasuki jalan setapak yang berada di depannya. sebelum sampai anda akan menemui kebun-kebun warga, (hati-hati jangan sampai menginjak tanamannya, nanti ente di marahin bro) tinggal mengikuti petunjuk anda akan sampai di curug indah ini yaitu CURUG PANGANTEN .


Ada dua curug disana tingkat pertama yang menjulang tinggi keatas sekitar 15 meter dan tingkat kedua sekitar 5 meter untuk curug kedua. Andapun bisa melihat curug dari atas lansung dengan mengikuti arah jalan menuju atas curug. 




kondisi air curug panganten sebetulnya memiliki debit yang besar terlihat warna hitam bekas aliran air, namun karena musim hujan air yang mengalir ke curug di alihkan melalui selokan diatasnya untuk mengairi kebun para petani di sekitarnya. 



sebaiknya anda membawa perbekalan yang cukup dari warung di Dangdang atau sebelumnya, karena disini anda tidak akan menemukan warung. 


View terbaik juga bisa anda dapatkan dari kebun warga disekitar curug, yang sebetulnya masih dalam pemabahasan apakah itu melanggar hukum atau seperti apa karena lokasinya berada di kawasan perhutani dan berada di DAS (daerah aliran sungai). memang sebuah dilema kondisi alam dan kondisi perut masyarakat yang saling berkaitan dan sulit untuk di pecahkan. 





Entahlah yang penting ada hal yang bisa kita rasakan di curug ini, yaitu keindahan alam ciptaan Alloh swt. 







untuk anda yang ingin berkunjung bisa menggunakan kendaraan umum

dari Jakarta : bis jakarta arah lewi panjang   : Rp. 50.000
lewi panjang arah bypass soekarno hata : Rp. 3.000
bypass -ciparay (angkot tegalega-ciparay) : Rp. 5.000
ciparay-Pacet : Rp. 8.000

atau teman bisa menghubungi kami di (081223803013/ryan)

Kamis, 06 November 2014

PESONA LEMBAH ARTAPELA, POJOK SUKAPURA DAN GIRIMULYA.


Foto : Lembah Artapela 
Tidak terduga sebelumnya kami akan menemukan pemandangan indah di belakang rumah kami, rencananya kami akan hiking botram makan di kebun. tp tidak disangka dan diduga kami menemukan tempat yang membuat kami tidak ingin pulang. Saya yakin banyak yang tidak mengenal nama Lembah Artapela, nama cantik ini tak banyak orang tahu. Namun saya yakin sebentar lagi nama ini akan banyak di kenal orang lain terutama pencari keindahan alam. lokasi nya tepat di bawah puncak gunung Artapela yang secara geografis sebelah barat berbatasan dengan Kertamanah Pangalengan, sebelah utara desa Girimulya, Sebelah timur dengan desa Sukapura dan sebelah selatan dengan desa Ciberem. ketinggian Lembah Artapela di GPS menunjukan pada 1.911 mdpl hampir sama dengan tinggi gunung rakutak.

Gambar GPS hasil screeshot HP Asus Zenphone 5 
Lembah Artapela, lihat di maps klik disini

Perjalanan kami berawal dari kepenatan para pemuda yang telah melakukan kegiatan Intihan di madrasah Nashruk Huda. Akhirnya telah disepakati hari Minggu,  2 November 2014 kami akan hiking Ingin menghilangkan kepenatan dengan melakukan hiking ke pojok yang berada di belakang rumah kami. Pukul 07.30 kami berkumpul (NOvan, Nurdin, Agung, Ari, Ryan, Sela dan Seli) di warung mang Isep menunggu teman yang lainnya, namun karena takut kepanasan di jalan kamipun berangkat bertujuh dengan membawa 9 pohon kayu putih (Eucaliptus) dan makanan berat untuk botram dan tak lupa berdo'a agar di berikan keselamatan.
Diperjalanan kami disuguhkan pemandangan kebun petani yang menggarap lahan PTPN VIII sampai di batas perkebunan dan kehutan namanya Kadal Meteng. sambil berisitrahat kami sedikit berfoto ria dulu.

kami pun terus melanjutkan perjalanan mencari tempat teduh untuk menyantap makanan yang kami bawa karena kami sudah merasa lapar. Namun kami tidak menemukannya karena sepanjang jalan kami terus disuguhi lahan perkebunan milik warga. beruntung tracknya tidak terlalu menanjak, banyak bonus yang kami temukan sehinggga perjalanan tidak terlalu cape. Di tengah perjalanan kami banyak temukan petani yang menyirram kebunnya dengan metode kincir kami pun merasa aneh, di tempat yang lumayan tinggi ini masih ada air yang bisa digunakan untuk menyiram tanaman. jawaban itu pun kami temukan dengan melihat mata air di daerah datar, kamipun penasaran ingin melihat bagaimana kondisi mata air tersebut. 


kami melihat disini mata air yang lumayan besar debitnya, namun daerah penyangganya hampir tidak ada. kamipun berpikir disini cocok untuk di tanami pohon yang kami bawa dari rumah . Kamipun tanam 4 pohon di dekat mata air ini, yang lambat laun kami tahu bahwa namanya adalah mata air Jamuju. 


Disinipun daerahnya enakeun loh buat camp, namun kami pun masih penasaran ingin melihat lebih jauh. terus berjalan menyusuri kami lihat beberapa mata air yang di buat kolam kecil untuk pengairan petani dengan kontur tanah yang landay, enakeuuun lah pokonamah. terus berjalan kami semakin melihat keindahan disini. Ada savana ilalang yang hanya tinggal sedikit, tapi kami yakin dulunya ini dipenuhi ilalang yang luas., namun terus di gerus cangkul untuk makan masyarakat sekitar yang kamipun yakin betul bahwa mereka di dorong untuk mencukupi kebutuhan hidup. 



tak puas sampai disini kamipun lanjutkan perjalanan ingin menelusuri lebih dalam hutan yang tinggal sejumpluk ini, meskipun perut kami terus berteriak agar di isi,, " nasi mana nasi" namun kami terus berjalan saja mencari tempat teduh. tak lama kemudian kami melihat tempat yang indah dari kajauhan tak tau itu halusinasi atau fatamorgana di terik panas pukul 11.30 siang itu. 



kamipun memutuskan untuk menyantap makanan di tempat ini, karena perut yang semakin keroncongan bahkan sudah mau dangdutan. 


kamipun makan dengan lahap meskipun cuma nasi, urab pucuk singkong, tumis kentang, telur, oreg tempe, gepuk, dan snack kentang. hingga kami merasa kenyang sehingga menarik kami untuk terus terdiam, terhanyut nuansa lembah. kami lihat sekeliling tempat ini menyimpan daya tarik magnetik yang kuat, sehingga kami sedikit melakukan orientasi medan, 




Dan memang benar apa yang kami rasakan ternyata tempat ini memunculkan keindahan fantastik, 




Kamipun semakin merasa betah dengan tempat ini, sehingga kami pasangkan flysheet yang kami bawa dan membuat perapian. kami bawa pohon yang telah tumbang oleh warga untuk di jadikan tempat duduk, batu damprak untuk kami jadikan meja. 


 Melihat mata air yang ada di dekat kami camp, kamipun putuskan untuk menanam kembali sisa pohon yang kami bawa di pinggir kolam mata air. 




kami telusuri lebih dalam lagi setiap langkah yang kami injak ternyata merebei air keluar, terus dan terus seperti itu, kami pun beranggapan bahwa tanah yang kami injak ini merupakan rawa yang luas dan menyimpan air begitu banyak, meskipun di penghujung musim kemarau air masih tertananam. 





ECOTRIP JOGJA BERSAMA KADER ECOVILLAGE BPLHD JABAR

foto : Jalan Malioboro Ryan bersama gus Kamajaya
hmmmm.. Siapa yang tidak mengenal kota Yogyakarta, salah satu kota terkenal dengan kota yang memegang erat budaya kaya akan potensi wisata menarik nan eksotis. Itu juga mungkin yang menjadi alasan BPLHD Jabar mengajak para kader ecovillage agar bisa melihat bagaimana pengelolaan lingkungan yang baik di Jogja, memang tidak salah Jogja menawarkan daya tarik luar biasa kepada para pengunjung agar ingin kembali lagi kesana. Namun kami disini bukan untuk mempromosikan kota Jogja looh.. Maksud kami menulis ini ingin menceritakan perjalanan kami kesana sehingga bisa mengambil sedikit pelajaran dari banyak ilmu yang di hadirkan di kota Jogja dalam ecotrip jogja untuk studi banding disana yang diprakarsai oleh BPLHD Jabar. 
teretetettttttt!!! Perjalanan kami di mulai dari kantor Bplhd jabar yang terletak di Jl. Naripan entah berapa no nya, pada hari Senin 21 Oktober 2014. Kami para kader ecovillage dari 5 kecamatan 55 desa berkumpul pukul 10.00 wib di BPLHD, sesampainya kami di data dulu untuk pembagian bis dan diberikan arahan maksud dan tujuan perjalanan menuju Jogja ini dari Kepala BPLHD lansung. Sambil menunggu bis tak terasa waktu telah sampai di pukul 14.30 wib., untung kami telah diberi makan siang dulu jadi logika kami aman..hiii
Singkat cerita kami masuk bis sesuai dengan bis yang telah ditentukan. kami pun berdoa dalam bis sambil bis berangkat. 12 jam perjalanan kami lalui dalam bis melewati beberapa kota dari Bandung, masuk tol Buah Batu, Cileunyi, Ranca Ekek Nagreg, Garut, Malangbong, Cilawu, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Cilacap, Purworejo, Gombong, Kebumen untuk bisa sampai di Jogjakarta. selama perjalanan kami berhenti 2 kali di Indihiang Tasik dan di Gombong Jateng. Pukul 03.00 wib kami sampai di Jogjakarta tepatnya di kampus Sekolah Tinggi Multy media (STMM) di jalan Magelang. setengah sadar kamipun turun dari bis sambil lulungu karena di bis sedikit katiduran. Kamipun masuk kamar yang telah dibagikan sesuai dengan kamar yang telah dibagikan. 

 

Subscribe to our Newsletter

Contact our Support

Email us: youremail@gmail.com

Our Team Memebers