Desa Sukapura memiliki beberapa mata air (sirah cai :sunda) yang menjadi
sumber air masyarakat desa Sukapura. Mata air yang berada di desa Sukapura
diantaranya mata air Cibodas (Kp. Argasari RW 14), mata air Sarang Tengah (Kp.
Argasari RW 13) mata air Kebon 18 (Kp. Argasari RW 14). Sebagian besar warga
Sukapura menggunakan air yang berasal dari mata-mata air tersebut, dan yang
lainnya menggunakan air yang berasal dari lokasi mata air yang berada di desa
Ciberem.
a.
Mata air
kebon 18
Mata air Kebon 18 merupakan salah satu mata air
yang mengeluarkan air dengan debit yang cukup banyak sehingga bisa di alirkan
ke warga Sukapura bahkan mengairi warga desa Giri Mulya yang jaraknya lumayan
jauh, bahkan mampu juga untuk mengairi kebun ketika musim kemarau datang.
Lokasi mata air yang berada di sekeliling kebun warga kondisinya cukup
memprihatinkan. Berada di kawasan perhutani mata air kebun 18 dahulu sempat
memiliki penampungan air yang cukup luas dalam sebuah situ yang biasa disebut
Situ Bah Edo. Dahulu situ bah Edo memiliki luas di perkirakan memiliki
luas kurang lebih 1,5 Ha yang
mengelilingi sebuah bukit di tengahnya menambah keindahan sebuah situ. Pembenahan
situ bah edo pernah dilakukan pada tahun 2010 dengan membuat sebuah tanggul,
namun perawatan yang kurang membuat kondisi situ bah edo menjadi di penuhi
rumput.
![]() |
Situ Bah Edo |
a.
Mata air
Cibodas
Mata air cibodas merupakan mata air yang
menghidupi sebagian besar masyarakat desa Sukapura. Debit air yang keluar dari
mata air Cibodas yang besar membuat mata air Cibodas sangat sayang sekali kalau
tidak di rawat dan dijaga kelestarian daerah penyanggahnya. Cibodas memiliki 2
kawasan mata air yang sama besar debitnya. Kawasan 1 di buat sebuah kolam untuk
menampung air yang keluar dar mata air yang berjumlah 6 mata air yang keluar
air. Ada tanggul untuk menyalurkan air ke peralon ukuran diameter 6 inci yang
mengalirkan air untuk warga RW 14. Kawasan 2 merupakan mata air yang dulunya
sama memiliki kolam penampungan, namun sekrang pinggiranya menjadi kebun
sayuran. Dari mata air kawasan 2 mengalirkan air untuk warga RW 13, RW 11, RW
12, RW 10, RW 9 dan RW yang lainnya. Mata air Cibodas selain untuk air rumah mat
air cibodas kawasan 2 ini juga untuk mengairi kebun.
Mata air Cibodas juga mempunyai riwayat sejarah
yang berharga dalam perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan Belanda. Di
daerah dekat mata air Cibodas terdapat sebuah gua buatan manusia yang konon
cerita merupakan buatan warga Indonesia pada masa penjajahan, namun keberadaan
gua ini sangat mengkhawatirkan karena telah tertutupi semak dan pintu masuknya
menjadi kebun. Pada tahun 90 an pernah dilakukan penelitian oleh salah seorang
Arkeolog ITB dan warga belanda yang meneliti kedalaman gua tersebut. Alasan
penelitian penelitian arkeolog tersebut konon katannya ada tulisan Kolonial Belanda yang menerangkan bahwa gua
ini merupakan gua penyimpanan amunisi Belanda karena Bukit yang ada sebagai
tembok pertahanan bangsa Belanda dari perlawanan bangsa Indonesia. Gua ini di
buat sangat dalam, bahkan konon katanya menembus daerah Ciberem. Gua yang
begitu dalam ini menjadi aliran sungai bawah tanah dan tertutup batu besar yang
menutup gua di daerah Cibodas sehingga air sungai bawah tanah ini keluar di
kawasan Cibodas, Argasari RW 14 desa Sukapura Kec. Kertasari.
![]() |
Pohon Haur tanda Gua di kawasan Cibodas |
a.
Mata air
Sarang Tengah
Mata air sarang Tengah merupakan mata air yang
berada di perbatasan daerah perkebunan dengan tanah masyarakat. Lokasinya
berada di lembahan bukit Sukahaji sebelah timur dan Bukit Argasari sebelah barat dan sebelah
selatan bukit perkebunan afdeling Argasari. Mata air Sarang tengah ini di
sanggah oleh pohon caringin yang cukup besar yang berumur di perkirakan berusia
150 tahun. Debit air Sarang tengah ini mengalami penurunan beberapa tahun ini di
tambah kejernihan air yang sedikit keruh karena kolam penampungan yang kurang terawat,
sehingga pemanfaatanya sedikit untuk warga di Nyalindung dan Cinangka, tetapi
lebih banyak di gunakan untuk mengairi kolam ikan yang dimiliki warga serta MCK
yang digunakan warga Sukahaji yang kondisinya sangat mengenaskan.
b.
Mata Air Kang
Uja
Mata air kang Uja berada di kawasan pinggir Jl. Sukapura-Ciberem yang
tanahnya dahulu di miliki oleh Kang Uja, namun kondisinya memprihatinkan bahkan
mungkin mata air ini bila di biarkan hanya tinggal kenanangan karena debit air
yang menjadi sedikit. Padahal dulunya mata air ini debit air yang keluar
lumayan besar bahkan mampu mengairi 2 Situ yang ada di tambah pembuangan air dari
Sarang Tengah. 2 Situ ini terakhir pada tahun 2012 telah di tutup dan di buat
menjadi kebun sedangkan situ yang paling besar telah di tutup dan sekarang
menjadi SMPN 2 Kertasari
Itulah mata air yang berada di desa Sukapura beserta keunikannya, mata air sangatlah perlu untuk dilestarikan agar bisa terus mengalirkan sumber kehidupan masyarakat desa Sukapura. Pemanfaatan yang yang baik akan menjadikan mata air ini mejadi berharga, bukan hanya sebuah tempat keluar air saja terutama jangan sampai kita akan menyesal tidak air bersih lagi di Sukapura setelah semuanya hilang.
0 komentar:
Posting Komentar