Selasa, 02 September 2014

rencana pengajuan kegiatan sulibra periode 2014-2015

A.      PENDAHULUAN
SULIBRA (Satuan Unit Lestari Bersahaja) merupakan sebuah komunitas yang berada di wilayah desa Sukapura yang mana merupakan perkumpulan para warga desa Sukapura yang memiliki kepedulian terhadap pelestarian Lingkungan. Terbentuknya Sulibra ini sejalan dengan program Ecovillage BPLHD yang mendukung kegiatan CItarum Bestari (Bersih, Asri, Indah dan Lestari) Sebanyak 25 orang yang terlibat dalam Sulibra ini merupakan kelompok yang telah dibina dalam 8 kali pertemuan Ecovillage dan beberapa kali melakukan kegiatan Aksi dan Sosialiasi lingkungan kepada masyarakat khususnya wilayah Sukapura.  
SULIBRA hadir setelah 4 kali FGD (Focus Discussion Grup) Ecovillage tepatnya pada 23 April 2014, setelah melalui proses seleksi nama perkumpulan yang di usulkan oleh para peserta dan disetujui oleh semua peserta beserta fasilitator Lokal dan Fasilitator. SULIBRA memang tergolong komunitas yang baru terbentuk namun harapannya tinggi dan panjang sehingga kehadiran SULIBRA ini diharapkan tidak hanya hadir dan ada pada program ecovillage ini namun bisa tumbuh dan berkembang menjadi organisasi yang bisa terus exis dan berperan dalam pelestarian lingkungan. Beberapa kegiata telah dilakukan oleh SULIBRA di wilayah Sukapura, namun SULIBRA memiliki keinginan besar dalam melestarikan lingkungan, sehingga menyusunlah rencana program 2 tahun kedepan yang akan di jalankan SULIBRA. Hasil pembinaan yang di berikan selama FGD menjadi dasar dan pedoman dalam membuat program kedepan khususnya dalam materi analisis masalah dan potensi, sehingga terbentuklah Proposal Usulan Rencana Program SULIBRA periode 2014-2016 yang diharapkan mampu untuk mengurangi bahkan mengatasi permasalahan lingkungan khususnya di wilayah desa Sukapura. 
Proposal usulan ini merupakan bentuk usaha untuk mencari bantuan dan partisipasi pihak lain dalam melakukan pelestarian lingkungan khususnya di wilayah Sukapura. Adapaun dalam penulisan dan pemilihan bahasa mungkin terdapat kekeliruan yang tidak sesuai dengan seharusnya, tim penulis memohon maaf atas segala kekurangan. Proposal usulan rencana program ini merupaka rencan kerja SULIBRA selama 2 tahun kedepan, adapun dalam  pelaksanaannya akan disesuaikan dengan keadaan dan kondisi lapangan. Semoga hadirnya proposal ini merupakan jalam kebaikan untuk kita semua dan pelestarian lingkungan yang lebih baik.


B.       ANALISIS MASALAH DAN POTENSI
Hasil pembahasan dalam FGD selama 8 pertemuan yang dilakukan Secara umum masalah lingkungan yang berada di desa Sukapura secara garis besar dapat digolomgkan dalam 4 kategori di antaranya :
1.        Masalah sampah
          Sukapura merupakan salah satu desa yang sedikit memiliki tempat pembuangan sampah. Sehingga kebanyakan masyarakat membuang sampah ke tempat yang banyak menggunduk sampah, sesekali di bakar. Rata-rata warga Sukapura membuang sampah sambil berangkat ke kebun dan membuang ke cekungan yang nantinya mengalir ke sungai Citarum. Beberapa tempat yang biasa digunakan masyarakat untuk membuang sampah :
a.  Kampong Argasari
b. Lapang volley Argasari
c.  Pinggir jalan Dangdang
d. Manisi
e.   Legok Orok
f.  Caringin
Debit sampah yang di hasilkan oleh warga Sukapura banyak berasal dari sampah domestik rumah tangga, sampah organic sisa pertanian kebanyakan di kubur di sekitar kebun dijadikan pupuk kompos.
2.        Masalah lahan kritis
Lahan kritis menjadi masalah yang menjadi sorotan, secara relief Sukapura yang berbukit dan sangat sedikit lahan datar membuat lahan kritis di desa Sukapura sangat berpengaruh terhadap permasalahan lingkungan. 85% lahan miring 15% lahan datar membuat desa Sukapura rawan longsor dan pengikisan lapisan tanah. Dari 85% lahan miring yang berada di desa Sukapura 65% di jadikan lahan pertanian, 25% di jadikan pemukiman, 3% tempat pembuangan sampah, 7% lahan miring hijau yang ditanami pohon tegakan. Dari 65% lahan miring yang dijadikan lahan pertanian ada beberapa wilayah yang menjadikan masalah ketika musim hujan turun yang mengakibatkan banjir lumpur yang mengalir ke jalan dan bangunan warga sehingga merusak dan merugikan warga Sukapura. Lahan kritis tersebut berada di wilayah perkebunan PTPN VIII kawasan RW 14 dan RW 3 desa Sukapura. Status lahan tersebut sampai saat ini menjadi lahan persengketaan yang belum menemukan penyelesaian.
3.        Pelestarian mata air
a.        Mata air kebon 18
Mata air Kebon 18 merupakan salah satu mata air yang mengeluarkan air dengan debit yang cukup banyak sehingga bisa di alirkan ke warga Sukapura bahkan mengairi warga desa Giri Mulya yang jaraknya lumayan jauh, bahkan mampu juga untuk mengairi kebun ketika musim kemarau datang. Lokasi mata air yang berada di sekeliling kebun warga kondisinya cukup memprihatinkan. Berada di kawasan perhutani mata air kebun 18 dahulu sempat memiliki penampungan air yang cukup luas dalam sebuah situ yang biasa disebut Situ Bah Edo. Dahulu situ bah Edo memiliki luas di perkirakan memiliki luas  kurang lebih 1,5 Ha yang mengelilingi sebuah bukit di tengahnya menambah keindahan sebuah situ. Pembenahan situ bah edo pernah dilakukan pada tahun 2010 dengan membuat sebuah tanggul, namun perawatan yang kurang membuat kondisi situ bah edo menjadi di penuhi rumput.
b.        Mata air Cibodas
Mata air cibodas merupakan mata air yang menghidupi sebagian besar masyarakat desa Sukapura. Debit air yang keluar dari mata air Cibodas yang besar membuat mata air Cibodas sangat sayang sekali kalau tidak di rawat dan dijaga kelestarian daerah penyanggahnya. Cibodas memiliki 2 kawasan mata air yang sama besar debitnya. Kawasan 1 di buat sebuah kolam untuk menampung air yang keluar dar mata air yang berjumlah 6 mata air yang keluar air. Ada tanggul untuk menyalurkan air  ke peralon ukuran diameter 6 inci yang mengalirkan air untuk warga RW 14. Kawasan 2 merupakan mata air yang dulunya sama memiliki kolam penampungan, namun sekrang pinggiranya menjadi kebun sayuran. Dari mata air kawasan 2 mengalirkan air untuk warga RW 13, RW 11, RW 12, RW 10, RW 9 dan RW yang lainnya. Mata air Cibodas selain untuk air rumah mat air cibodas kawasan 2 ini juga untuk mengairi kebun.
Mata air Cibodas juga mempunyai riwayat sejarah yang berharga dalam perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan Belanda. Di daerah dekat mata air Cibodas terdapat sebuah gua buatan manusia yang konon cerita merupakan buatan warga Indonesia pada masa penjajahan, namun keberadaan gua ini sangat mengkhawatirkan karena telah tertutupi semak dan pintu masuknya menjadi kebun. Pada tahun 90 an pernah dilakukan penelitian oleh salah seorang Arkeolog ITB dan warga belanda yang meneliti kedalaman gua tersebut. Alasan penelitian penelitian arkeolog tersebut konon katannya ada tulisan  Kolonial Belanda yang menerangkan bahwa gua ini merupakan gua penyimpanan amunisi Belanda karena Bukit yang ada sebagai tembok pertahanan bangsa Belanda dari perlawanan bangsa Indonesia. Gua ini di buat sangat dalam, bahkan konon katanya menembus daerah Ciberem. Gua yang begitu dalam ini menjadi aliran sungai bawah tanah dan tertutup batu besar yang menutup gua di daerah Cibodas sehingga air sungai bawah tanah ini keluar di kawasan Cibodas, Argasari RW 14 desa Sukapura Kec. Kertasari.
c.        Mata air Sarang Tengah
Mata air sarang Tengah merupakan mata air yang berada di perbatasan daerah perkebunan dengan tanah masyarakat. Lokasinya berada di lembahan bukit Sukahaji sebelah timur  dan Bukit Argasari sebelah barat dan sebelah selatan bukit perkebunan afdeling Argasari. Mata air Sarang tengah ini di sanggah oleh pohon caringin yang cukup besar yang berumur di perkirakan berusia 150 tahun. Debit air Sarang tengah ini mengalami penurunan beberapa tahun ini di tambah kejernihan air yang sedikit keruh karena kolam penampungan yang kurang terawat, sehingga pemanfaatanya sedikit untuk warga di Nyalindung dan Cinangka, tetapi lebih banyak di gunakan untuk mengairi kolam ikan yang dimiliki warga serta MCK yang digunakan warga Sukahaji yang kondisinya sangat mengenaskan.
d.        Mata Air Kang Uja
Mata air kang Uja berada di kawasan RW 11 yang tanahnya dahulu di miliki oleh Kang Uja, namun kondisinya memprihatinkan bahkan mungkin mata air ini bila di biarkan hanya tinggal kenanangan karena debit air yang menjadi sedikit. Padahal dulunya mata air ini debit air yang keluar lumayan besar bahkan mampu mengairi 2 Situ yang ada di tambah pembuangan air dari Sarang Tengah. 2 Situ ini terakhir pada tahun 2012 telah di tutup dan di buat menjadi kebun sedangkan situ yang paling besar telah di tutup dan sekarang menjadi SMPN 2 Kertasari
4.        Kebencanaan
Wilayah desa Sukapura merupakan desa yang pernah beberapa kali mengalami bencana, di antaranya bencana gempa pada tahun 2005 dan gempa Pangandaran 2009. Letaknya yang berada di tengah riungan gunung dengan kontur tanah berbukit membuat desa Sukapura juga rawan longsor, pada musim hujan tahun 2013 saja terjadi 5 lokasi longsor yang menimpa rumah warga. 
5.        Tata ruang pengelolaan lingkungan
Tata ruang juga menjadi masalah di desa Sukapura, letak bangunan maupun lokasi pertanian yang semrawut menjadikan masalah dalam pengelolaan lingkungan. Beberapa lokasi yang di anggap mengganggu ekosistem dan kelestarian lingkungana diantaranya :
1.        Bangunan SMPN 2 Kertasari, yang mana dulunya merupakan situ dan sumber mata air
2.        Perkebunan yang di jadikan lahan pertanian warga di sekitar mata air

C.       MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari Rencana Program SULIBRA 2 tahun kedepan ini adalah sebagai berikut :
1.        Sebagai bentuk usaha penanggulangan masalah lingkungan hidup di desa Sukapura
2.        Sebagai bentuk nyata rencana tindak lanjut dari FGD Ecovillage BPLHD 2014 desa Sukapura.
3.        Mengatasi pemasalahan lingkungan hidup di desa Sukapura yang berhubungan lansung dengan sungai Citarum sebagai bentuk dukungan dalam program Citarum Bestari
4.        Sebagai bentuk solidaritas komunitas SULIBRA dalam mempererat tali silaturahmi diantara anggota, masyarakat, pemerintah dan Alam.
5.        Memberikan Hak azasi manusia dalam bidang lingkungan HIdup kepada masayarakat desa Sukapura.

D.      TARGET PENCAPAIAN
Dalam kurun waktu dua tahun kedepan komunitas SULIBRA memiliki target pencapaian diantaranya adalah sebagai berikut:
1.        Berkurangnya lahan kritis di desa Sukapura, khususnya daerah RW 14 dan RW 3 yang berkibat lansung terhadap keberlansungan hidup warga desa, targetnya 5-10 m dari bahu jalan terdapat lahan hijau yang menahan aliran lumpur.
2.        Adanya pengelolaan sampah terpadu di desa Sukapura dengan tersedianya tong sampah/tempat sampah di 20 RW yang berada di desa Sukapura serta terdapat mesin pencacah yang bisa mengelola sampah yang telah dikumpullkan dan menjadi sebuah kegiatan yang memiliki nilai jual terhadap masyarakat.
3.        Terpeliharanya 6 mata air dan kawasan resapannya minimal radius 50 m dari pusat mata air yang berada di desa Sukapura. Selain itu terdapat pengelolaan dan pembagian air yang merata kepada seluruh masyarakat desa Sukapura.
4.        Adanya pendidikan dan sosialisasi rutin terhadap masyarakat khususnya pemuda dengan berdirinya sekolah alam komunitas SULIBRA.
5.        Adanya regenerasi di komunitas SULIBRA sehingga bisa melanjutkan perjuangan dalam mengatasi masalah lingkungan hidup di Sukapura khususnya umumnya di desa lain.
6.        Adanya secretariat resmi SULIBRA (basecamp) tempat berkumpul dan berdiskusi mengenai masalah lingkungan di desa Sukapura.
7.        Mampu untuk menanam dan merawat 1,000 pohon yang di tanam di kawasan lahan kritis, bantaran Sungai , bahu kanan kiri jalan di desa Sukapura.

E.       PELAKSANAAN KEGIATAN
Program yang telah disusun dalam FGD selama 8 kali pertemuan akan dituangkan dalam bentuk kegiatan, adapun kegiatan yang akan dilaksanakan oleh komunitas SULIBRA adalah sebagai berikut :
1.        Pengembaraan & Deklarasi  SULIBRA
2.        Gerakan rawat pohon metode infus (GRPMI)
3.        Sosialisasi penanganan masalah lingkungan & nonton Bareng bersama warga
4.        Kegiatan pengelolaan sampah terpadu dan penyediaan bak sampah di 20 RW dan mesin pencacah sampah.
5.        Kegiatan pertemuan rutin intern komunitas dan kajian lingkungan rutin 2 minggu sekali bersama warga
6.        Pembuatan persemaian bibit pohon
7.        Kegiatan penanaman bantaran sungai cihejo sepanjang 2 km dan bahu jalan raya Sukapura sepanjang 10 km
8.        Pendataan petani lahan kritis dan bantaran sungai
9.        Penataan taman bermaian ruang terbuka hijau
10.     Penerbitan bulletin SULIBRA setiap 3 bulan sekali
11.     Pemetaan wilayah rawan bencana dan mitigasi bencana
12.     Pelatihan dan simulasi bencana bagi masyarakat

F.       SUSUNAN KEPANITIAN KEGIATAN
Terlampir
G.      SUSUNAN ANGGARAN
Terlampir
H.      PENUTUP
Kegiatan yang kami rancang merupakan kegiatan positif, sebagai bentuk pengabdian putra daerah kepada tanah kelahirannya yang bisa memberikan manfaat besar untuk kedepannya. Rencana kegiatan inipun merupakan bentuk tindak lanjut dari FGD Ecovillage BPLHD Jabar sebagai komunitas yang di bentuk dan di bina 8 kali pertemuan.
Proposal ini disusun sebagai kerangka dasar dalam bertindak dan bekerja, segala sesuatu yang tercantum di dalamnya merupakan standar minimal yang harus diraih dalam kegiatan yang telah di deskripsikan di atas. Menjadi tekad dan tanggung jawab bersama untuk mewujudkan upaya yang lebih optimal. Untuk itu kami mengharapkan dukungan dari semua pihak, baik yang berupa dukungan moril maupun yang lainnya.

1 komentar:

  1. Punten kang program penanganan lahan kritisnya sudah berjalan berapa lama ? Dan perkembangannya sekarang sudah seperti apa?
    Terimakasih

    BalasHapus

 

Subscribe to our Newsletter

Contact our Support

Email us: youremail@gmail.com

Our Team Memebers