Sore 21 Juli 2014 itu warga Sukapura tercengang, ada apa gerangan yang terjadi saat melintas mobil besar bergambar kan OA yang menggantung di belakang mobil seperti bus berwarna hijau bertuliskan BPLHD Jabar. Anggota SULIBRA pun sibuk mempersiapkan persiapan untuk esok hari dengan membuat jembatan di selokan agar mobil bisa masuk kedalam lapangan Pabrik Argasari, membuat panggung sederhana menggunakan background papan madrasah Nashrul Huda, hingga mendirikan tenda untuk bermalam menjaga mobil dan mempersiapkan hal lain sebagainya.Para anggota Sulibra bersama pemuda Argasari RW 14 pun melakukan briefing untuk kegiatan esok, meskipun kami belum tau apa yang akan di lakukan besok. pukul 22.00 kami pun beres dan bergegas tidur sebagian ada yang bermain PS di rumah Isep dan sebagian masuk tenda bercerita dan terdengar curcol para anggota tentang kisah kasihnya yan sebetulnya tidak perlu di bahas.
Suara ayam pun terdengar sesekali, seruan tahrim dari sebelah timur terdengar mendengung dengan sedikit jelas bahwa suara itu kakek tua berumur Up to 60 old memanjatkan do'a " Robbana Ya robbana dzolamna anfusana" begitu nyaring terdengar sehingga kamipun terbangun bergegas pulang ke rumah terlebih dahulu untuk Sholat Subuh dan mungkin sebagian tidur lagi. Sesuai hasil briefing seluruh anggota harus sudah ada di lapangan pabrik maksimal pukul 07.45 WIB. Satu persatu para anggota datang hingga pukul 07.45 meskipun belum seluruh anggota datang, alas terpalpun dipasang untuk tempat duduk dengan sistem lesehan dan cingogo. Group band undangan De Vadist telah hadir lengkap dengan personelnya untuk mengisi acara dengan melantunkan lagu Rumah kita, tak kalah rombongan marawispun telah hadir dengan berbagai perlengkapannya kompang dan lain sebagainya lengkap dengan seragam marawisnya dan dan dandana wadrobe yang tebal.
Musik pembuka dari De Vadist pun telah di lantunkan dari atas stage mobil BPLHD yang canggih, Presenter hadir dengan mobil jazznya membuat sedikit tercengang para warga yang kedatangan artis mereun. (maklum Sukapura belum pernah masuk TV) para peserta FGD dari kecamatan Kertasari dari desa lainpun mulai berdatangan dengan seragam hijaunya dari CIhawuk, Desa Santosa, Taruma Jaya, Cibereum dan Cikembang. bang Ari sebagai Produser acara pun sibuk mempersiapkan kamera dan susunan acara, kamipun di beri intruksi untuk secara kompak menyerukan jargon " Kita jaga Alam, Alam jaga Kita" dengan meriah dan tepuk tangan. Hingga terdengar suara Action masing-masing narasumber dipersilahkan maju ke stage yang telah di persiapkan kala itu sebagai narasumber diantaranya Iwank sebagai perwakilan fasilitator, Kades Ciberem saudara bapak Atep, Kabid Perhutani yang lupa lagi namanya, Kades Santosa dan beberapa orang lainnya. berdatangan pula perwakilan dari SKPD kab. Bandung dan Jabar.
Kita jaga Alam, Alam Jaga Kita jargon pertama di sorakan sebagai tanda acara telah action, presenterpun membuka dengan lancar tanpa terbata, diskusipun di lakukan dengan lumayan alot terkait kondisi lingkungan di kecamatan Kertasari terutama yang mempengaruhi kondisi sungai Citarum. Kecamatan Kertasari sebagai wilayah hulu sungai Citarum, namun memberika efek yang kurang baik terhadap sungai Citarum terutama oleh pengikisan lumpur dari lahan kritis yang dijadikan lahan Pertanian. banyak hal yang dibahas dalam diskusi dan Talkshow Ecovillage BPLHD Jabar ini. pertanyaanpun di layangkan kepada para narasumber terkait diskusi terutam dari Bpk. RW 14 sekaligus guru SMPN 2 Kertasari yang mengritik keras masyarakat yang membuka lahan perkebunan PTPN VIII khususnya di desa Sukapura. Hingga akhirnya langkah yang dilakukan selanjutnya setelah diskusi ini selesai ada beberapa ungkapan salah satunya dari Perhutani yang menyatakan siap memfasilitasi bibit pohon untuk penanaman di Kecamatan Kertasari. Begitupun bung Iwank yang tak kalah memberikan argument yang mempesona dengan gaya propokasinya mempengaruhi warga untuk menjaga lingkungannya sendiri di mulai dari ruang lingkup terkecil yakni rumah sebagai tempat berteduh dan berlindung.
Tak terasa perdebatan dalam diskusi menghabiskan waktu yang hanya disediakan selama satu jam ini, membuat para audien dan narasumbernya terlihat tidak puas, namun apa mau dikata waktu yang mempertemukan kita, waktu jua yang memisahkan kita begitu kata presenter cantik berambut panjang bertumbuh tinggi dan berisi itu sebagai penutup acara.
Peserta pun sedikit berhamburan berburu snack yang disediakan BPLHD seperti yang takut tidak kebagian, baru saja dibahas mengenai lingkungan terlihat jelas masyarakat yang belum siap menjaga lingkungan dengan berserakannya sampah. memang perlu proses untuk merubah pola hidup dan kebiasaan dalam berprilaku terhadap lingkungan. Memang tidak cukup dengan sekedar dengan di bahas dengan diskusi masalah lingkungan, perlu dilakukan langkah nyata bersama secara terpadu dan terintegrasi dari seluruh pihak.
Waktu tak lama berselang setelah acara diskusi dan talkshow ecovillage BPLHD
Senin, 01 September 2014
Talk Show Ecovillage BPLHD Jabar bersama PJTV dan apa akibatnya bagi warga Sukapura
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar