Foto : Lembah Artapela
Tidak terduga sebelumnya kami akan menemukan pemandangan indah di belakang rumah kami, rencananya kami akan hiking botram makan di kebun. tp tidak disangka dan diduga kami menemukan tempat yang membuat kami tidak ingin pulang. Saya yakin banyak yang tidak mengenal nama Lembah Artapela, nama cantik ini tak banyak orang tahu. Namun saya yakin sebentar lagi nama ini akan banyak di kenal orang lain terutama pencari keindahan alam. lokasi nya tepat di bawah puncak gunung Artapela yang secara geografis sebelah barat berbatasan dengan Kertamanah Pangalengan, sebelah utara desa Girimulya, Sebelah timur dengan desa Sukapura dan sebelah selatan dengan desa Ciberem. ketinggian Lembah Artapela di GPS menunjukan pada 1.911 mdpl hampir sama dengan tinggi gunung rakutak.
Gambar GPS hasil screeshot HP Asus Zenphone 5
Lembah Artapela, lihat di maps klik disini
Perjalanan kami berawal dari kepenatan para pemuda yang telah melakukan kegiatan Intihan di madrasah Nashruk Huda. Akhirnya telah disepakati hari Minggu, 2 November 2014 kami akan hiking Ingin menghilangkan kepenatan dengan melakukan hiking ke pojok yang berada di belakang rumah kami. Pukul 07.30 kami berkumpul (NOvan, Nurdin, Agung, Ari, Ryan, Sela dan Seli) di warung mang Isep menunggu teman yang lainnya, namun karena takut kepanasan di jalan kamipun berangkat bertujuh dengan membawa 9 pohon kayu putih (Eucaliptus) dan makanan berat untuk botram dan tak lupa berdo'a agar di berikan keselamatan.
Diperjalanan kami disuguhkan pemandangan kebun petani yang menggarap lahan PTPN VIII sampai di batas perkebunan dan kehutan namanya Kadal Meteng. sambil berisitrahat kami sedikit berfoto ria dulu.
kami pun terus melanjutkan perjalanan mencari tempat teduh untuk menyantap makanan yang kami bawa karena kami sudah merasa lapar. Namun kami tidak menemukannya karena sepanjang jalan kami terus disuguhi lahan perkebunan milik warga. beruntung tracknya tidak terlalu menanjak, banyak bonus yang kami temukan sehinggga perjalanan tidak terlalu cape. Di tengah perjalanan kami banyak temukan petani yang menyirram kebunnya dengan metode kincir kami pun merasa aneh, di tempat yang lumayan tinggi ini masih ada air yang bisa digunakan untuk menyiram tanaman. jawaban itu pun kami temukan dengan melihat mata air di daerah datar, kamipun penasaran ingin melihat bagaimana kondisi mata air tersebut.
kami melihat disini mata air yang lumayan besar debitnya, namun daerah penyangganya hampir tidak ada. kamipun berpikir disini cocok untuk di tanami pohon yang kami bawa dari rumah . Kamipun tanam 4 pohon di dekat mata air ini, yang lambat laun kami tahu bahwa namanya adalah mata air Jamuju.
Disinipun daerahnya enakeun loh buat camp, namun kami pun masih penasaran ingin melihat lebih jauh. terus berjalan menyusuri kami lihat beberapa mata air yang di buat kolam kecil untuk pengairan petani dengan kontur tanah yang landay, enakeuuun lah pokonamah. terus berjalan kami semakin melihat keindahan disini. Ada savana ilalang yang hanya tinggal sedikit, tapi kami yakin dulunya ini dipenuhi ilalang yang luas., namun terus di gerus cangkul untuk makan masyarakat sekitar yang kamipun yakin betul bahwa mereka di dorong untuk mencukupi kebutuhan hidup.
tak puas sampai disini kamipun lanjutkan perjalanan ingin menelusuri lebih dalam hutan yang tinggal sejumpluk ini, meskipun perut kami terus berteriak agar di isi,, " nasi mana nasi" namun kami terus berjalan saja mencari tempat teduh. tak lama kemudian kami melihat tempat yang indah dari kajauhan tak tau itu halusinasi atau fatamorgana di terik panas pukul 11.30 siang itu.
kamipun memutuskan untuk menyantap makanan di tempat ini, karena perut yang semakin keroncongan bahkan sudah mau dangdutan.
kamipun makan dengan lahap meskipun cuma nasi, urab pucuk singkong, tumis kentang, telur, oreg tempe, gepuk, dan snack kentang. hingga kami merasa kenyang sehingga menarik kami untuk terus terdiam, terhanyut nuansa lembah. kami lihat sekeliling tempat ini menyimpan daya tarik magnetik yang kuat, sehingga kami sedikit melakukan orientasi medan,
Dan memang benar apa yang kami rasakan ternyata tempat ini memunculkan keindahan fantastik,
Kamipun semakin merasa betah dengan tempat ini, sehingga kami pasangkan flysheet yang kami bawa dan membuat perapian. kami bawa pohon yang telah tumbang oleh warga untuk di jadikan tempat duduk, batu damprak untuk kami jadikan meja.
Melihat mata air yang ada di dekat kami camp, kamipun putuskan untuk menanam kembali sisa pohon yang kami bawa di pinggir kolam mata air.
kami telusuri lebih dalam lagi setiap langkah yang kami injak ternyata merebei air keluar, terus dan terus seperti itu, kami pun beranggapan bahwa tanah yang kami injak ini merupakan rawa yang luas dan menyimpan air begitu banyak, meskipun di penghujung musim kemarau air masih tertananam.
waah masih asri ya Artapela..
BalasHapusWaktu itu bareng anak2 #jejakumurku juga kesini, tapi sayang lagi ujan.
http://www.jejakumurku.com/2016/12/sebuah-cerita-artapela-yang-bergetar.html
Betul banget gan, gunung artapela memang masih asri bgt. Tempat camp nya pun asyik bgt. Jadi Buat para pendaki yang masih buang sampah sembarangan mending jangan naik gunung artapela. Bala jhe.
BalasHapusMari sama sama kita jaga. :)